Pada awalnya client / server merupakan sebuah sistem yang saling berhubungan dalam sebuah jaringan yang memiliki dua komponen utama yaitu client dan server. Istilah ini kemudian dikenal juga dengan “2-tier”. Kemudian istilah tier itu sendiri digunakan untuk menjelaskan pembagian sebuah aplikasi yang melalui client dan server. Saat ini, pembagian proses kerja telah menjadi bagian utama dari konsep client / server sehingga proses pembagian kerja telah diatur lebih spesifik.
2-tier membagi proses load ke dalam 2 bagian. Aplikasi utama berjalan pada sisi client yang biasanya mengirimkan request dalam bentuk sintax SQL ke sebuah database server yang fungsinya menyimpan data.
Perkembangan internet dan jaringan yang pesat saat ini tidak memungkinkan lagi diselesaikan dengan metode 2-tier client / server. Aplikasi client / server berskala luas telah dikembangkan dan kini muncul E-Commerce yang berbasis internet. Hal tersebut tentunya membuat aplikasi-aplikasi semakin kompleks. Aplikasi-aplikasi tersebut dibagi menjadi beberapa komponen dan didistribusikan melalui multiprocesor. Banyak perusahaan besar yang sudah menggunakan client / server mulai merasakan 2-tier tidak relevan lagi untuk diimplementasikan kembali. Itu disebabkan karena perusahaan dituntut harus dapat mendukung internet dan semua komponennya. Aplikasi tersebut harus dapat melayani ribuan komputer client dimana aplikasi ini sering berjalan pada banyak server dan terdiri dari ratusan komponen-komponen software di dalamnya. Kemudian lahirlah istilah 3-tier.
3-tier membagi proses loading antara :
1. Komputer client menjalankan GUI logic
2. Aplikasi server menjalankan business logic
3. Database atau legacy aplication
3-tier menjelaskan pembagian secara fisik dari sebuah aplikasi yang melalui terminal (tier ke-1), minicomputer (tier ke-2), dan mainframe (tier ke-3).
Dengan pembagian kerja seperti itu maka 3-tier client / server lebih populer dibandingkan dengan 2-tier client / server. Kriteria yang cocok untuk menggunakan model arsitektur 3-tier client / server diantaranya :
· Banyaknya layanan atau class aplikasi lebih dari 50
· Program aplikasi dibuat dalam beberapa bahasa pemrograman yang berbeda untuk masing-masing organisasi
· Dua atau lebih data source yang heterogen seperti dua DBMS yang berbeda
· Suatu aplikasi akan digunakan lebih dari 3 tahun. Apalagi jika kita akan merencanakan banyak modifikasi atau penambahan
· Beban kerja yang sangat tinggi misalnya lebih dari 50000 transaksi perhari
Ekspektasi bahwa aplikasi akan terus berkembang sepanjang waktu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar