Perkembangan Sistem Informasi Perbankan
Dalam kehidupan di era teknologi sekarang ini, komputer memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Kecepatan data processing, kemampuan menyimpan data, security dan sistem cerdas yang dikembangkan membuat komputer banyak dipakai di berbagai kawasan strategis seperti kesehatan, pendidikan, militer, ekonomi dan perbankan.
Dalam dunia perbankan sendiri, komputer seolah-olah sebagai infrastruktur yang tidak bisa tergantikan. Setiap harinya perbankan melayani jutaan transaksi keuangan, mencatat dan menyimpannya dengan sistem keamanan komputer yang canggih untuk melindungi data transaksi tersebut. Dan semuanya itu terhubung online di seluruh penjuru dunia sehingga bisa diakses kapan saja dan dimana saja. Dan tentu saja hal ini sangat mustahil dilakukan tanpa bantuan komputer.
Hal ini lah yang menjadi dasar saya dan kelompok saya untuk melakukan penelitian tentang PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERBANKAN DAN PENGARUHNYA DALAM MASYARAKAT. Karena keberhasilan suatu infrastruktur adalah ketika infrastruktur tersebut dapat dipergunakan secara maksimal. Ruang lingkup penelitian yang sangat luas sedangkan kami memiliki keterbatasan sebagai penulis, penulis memberikan batasan-batasan dengan hanya mengambil sampel mahasiswa di sekitar Universitas Kristen Duta Wacana di Yogyakarta. Penulis memilih sample tersebut mengingat Yogyakarta merupakan Barometer IT Indonesia dan Universitas Kristen Duta Wacana merupakan sekolah IT yang favorit di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Penelitian penulis mencakup tentang apakah mahasiswa sudah menggunakan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan perbankan untuk mempermudah transaksi finansial yang dilakukan mahasiswa dan usaha yang dilakukan perbankan untuk mensosialisasikan fasilitas-fasilitas yang dimiliki.
Metode yang dipakai penulis untuk melakukan penelitian tersebut adalah metode wawancara dan pengamatan langsung. Dengan object pengamatan adalah lingkungan disekitar teller dan atm bank BNI di Universitas Kristen Duta Wacana, sedangkan narasumber adalah mahasiswa yang melakukan aktivitas di sekitar lingkungan tersebut dan petugas di Bank BNI Universitas Kristen Duta Wacana.
Berdasarkan hasil pengamatan, tidak semua fasilitas yang disediakan oleh bank telah digunakan secara maksmal. Yang paling banyak digunakan adalah Mesin ATM dan Teller. Itupun hanya sebatas menarik dan menabung uang saja. Walaupun ada beberapa Mahasiswa yang sudah menggunakan mesin ATM untuk keperluan yang lainnya seperti membayar uang kuliah. Namun jumlahnya masih sangat sedikit dibandingkan dengan Mahasiswa yang menggunakan jasa Teller untuk membayar uang kuliah. Pengguna Internet dan SMS Banking juga sangat sedikit sekali. Dari beberapa responden yang kami temui, tercatat hanya satu orang yang aktif menggunakan kedua fitur ini. Belum maksimalnya penggunaan fasilitas perbankan tersebut lebih dikarenakan adanya perasaan was-was dan tidak percaya terhadap keamanan transaksi yang akan dilakukan. Menurut pengakuan beberapa responden, responden lebih memilih untuk melaksanakan pembayaran secara langsung walau harus mengalami antrian yang cukup panjang dari pada melalui ATM, Internet dan SMS banking.
Mengingat transaksi yang dilakukan menyangkut tentang transaksi finansial, hal ini wajar. Rasa aman dalam melaksanakan transaksi menjadi satu prioritas utama dalam memilih berbagai fitur yang disediakan oleh bank.
Kurangnya kepercayaan terhadap fasilitas modern yang ditawarkan oleh bank dikarenakan masyarakat hanya menerima setengah-setengah informasi tentang teknologi tersebut. Kebanyakan yang diterima masyarakat adalah resiko-resiko negatif dari penggunaan teknologi tersebut. Selain itu masyarakat lebih berasumsi secara global, dengan kata lain infrastruktur TI di Indonesia masih buruk sehingga masyarakat beranggapan Infrastruktur teknologi perbankannya juga buruk. Selain itu proses registrasi penggunaan layanan tersebut masih sedikit rumit bagi orang awam dan memerlukan waktu yang khusus dan lama, sehingga masyarakat enggan untuk mendaftar.
Dalam diskusi kelas tentang PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERBANKAN DAN PENGARUHNYA DALAM MASYARAKAT, ada peserta diskusi yang menanyakan tentang sistem keamanan jika menggunakan internet banking. Hal ini menambah keyakinan penulis bahwa keamanan merupakan faktor utama kurangnya pemamfaatan fasilitas yang disediakan oleh pihak bank. Padahal sistem keamanan perbankan sudah sangat canggih. Berdasarkan hasil wawancara penulis dan penelusuran literatur, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa sistem keamanan bank di bagi menjadi 2 sistem yaitu sitem keamanan keluar dan kedalam. Dimana sistem keamanan keluar berada dalam ruang lingkup infrastruktur dan pengguna sedangkan kedalam berada dalam kawasan infrastruktur dan operatornya sendiri. Dimana antara operator dan pengguna tidak saling berhubungan secara langsung dan semua itu dikendalikan langsung oleh sistem security dalam jaringan perbankan. Misalnya telah diterapkannya sistem pengamanan secure socket layer 128 bit pada web banking, penggunaan e-secure, kartu authentification, pin, pendeteksi tanda tangan dan lain sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut, perlu diadakannya penyuluhan, promosi atau seminar tentang teknologi perbankan tersebut. Selain itu, karena keterbatasan penulis, penelitian ini masih menggunakan cakupan sample yang sangat kecil sehingga perlu diadakan penelitian serupa dengan cakupan sample yang lebih luas.
Dalam dunia perbankan sendiri, komputer seolah-olah sebagai infrastruktur yang tidak bisa tergantikan. Setiap harinya perbankan melayani jutaan transaksi keuangan, mencatat dan menyimpannya dengan sistem keamanan komputer yang canggih untuk melindungi data transaksi tersebut. Dan semuanya itu terhubung online di seluruh penjuru dunia sehingga bisa diakses kapan saja dan dimana saja. Dan tentu saja hal ini sangat mustahil dilakukan tanpa bantuan komputer.
Hal ini lah yang menjadi dasar saya dan kelompok saya untuk melakukan penelitian tentang PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERBANKAN DAN PENGARUHNYA DALAM MASYARAKAT. Karena keberhasilan suatu infrastruktur adalah ketika infrastruktur tersebut dapat dipergunakan secara maksimal. Ruang lingkup penelitian yang sangat luas sedangkan kami memiliki keterbatasan sebagai penulis, penulis memberikan batasan-batasan dengan hanya mengambil sampel mahasiswa di sekitar Universitas Kristen Duta Wacana di Yogyakarta. Penulis memilih sample tersebut mengingat Yogyakarta merupakan Barometer IT Indonesia dan Universitas Kristen Duta Wacana merupakan sekolah IT yang favorit di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Penelitian penulis mencakup tentang apakah mahasiswa sudah menggunakan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan perbankan untuk mempermudah transaksi finansial yang dilakukan mahasiswa dan usaha yang dilakukan perbankan untuk mensosialisasikan fasilitas-fasilitas yang dimiliki.
Metode yang dipakai penulis untuk melakukan penelitian tersebut adalah metode wawancara dan pengamatan langsung. Dengan object pengamatan adalah lingkungan disekitar teller dan atm bank BNI di Universitas Kristen Duta Wacana, sedangkan narasumber adalah mahasiswa yang melakukan aktivitas di sekitar lingkungan tersebut dan petugas di Bank BNI Universitas Kristen Duta Wacana.
Berdasarkan hasil pengamatan, tidak semua fasilitas yang disediakan oleh bank telah digunakan secara maksmal. Yang paling banyak digunakan adalah Mesin ATM dan Teller. Itupun hanya sebatas menarik dan menabung uang saja. Walaupun ada beberapa Mahasiswa yang sudah menggunakan mesin ATM untuk keperluan yang lainnya seperti membayar uang kuliah. Namun jumlahnya masih sangat sedikit dibandingkan dengan Mahasiswa yang menggunakan jasa Teller untuk membayar uang kuliah. Pengguna Internet dan SMS Banking juga sangat sedikit sekali. Dari beberapa responden yang kami temui, tercatat hanya satu orang yang aktif menggunakan kedua fitur ini. Belum maksimalnya penggunaan fasilitas perbankan tersebut lebih dikarenakan adanya perasaan was-was dan tidak percaya terhadap keamanan transaksi yang akan dilakukan. Menurut pengakuan beberapa responden, responden lebih memilih untuk melaksanakan pembayaran secara langsung walau harus mengalami antrian yang cukup panjang dari pada melalui ATM, Internet dan SMS banking.
Mengingat transaksi yang dilakukan menyangkut tentang transaksi finansial, hal ini wajar. Rasa aman dalam melaksanakan transaksi menjadi satu prioritas utama dalam memilih berbagai fitur yang disediakan oleh bank.
Kurangnya kepercayaan terhadap fasilitas modern yang ditawarkan oleh bank dikarenakan masyarakat hanya menerima setengah-setengah informasi tentang teknologi tersebut. Kebanyakan yang diterima masyarakat adalah resiko-resiko negatif dari penggunaan teknologi tersebut. Selain itu masyarakat lebih berasumsi secara global, dengan kata lain infrastruktur TI di Indonesia masih buruk sehingga masyarakat beranggapan Infrastruktur teknologi perbankannya juga buruk. Selain itu proses registrasi penggunaan layanan tersebut masih sedikit rumit bagi orang awam dan memerlukan waktu yang khusus dan lama, sehingga masyarakat enggan untuk mendaftar.
Dalam diskusi kelas tentang PERKEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERBANKAN DAN PENGARUHNYA DALAM MASYARAKAT, ada peserta diskusi yang menanyakan tentang sistem keamanan jika menggunakan internet banking. Hal ini menambah keyakinan penulis bahwa keamanan merupakan faktor utama kurangnya pemamfaatan fasilitas yang disediakan oleh pihak bank. Padahal sistem keamanan perbankan sudah sangat canggih. Berdasarkan hasil wawancara penulis dan penelusuran literatur, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa sistem keamanan bank di bagi menjadi 2 sistem yaitu sitem keamanan keluar dan kedalam. Dimana sistem keamanan keluar berada dalam ruang lingkup infrastruktur dan pengguna sedangkan kedalam berada dalam kawasan infrastruktur dan operatornya sendiri. Dimana antara operator dan pengguna tidak saling berhubungan secara langsung dan semua itu dikendalikan langsung oleh sistem security dalam jaringan perbankan. Misalnya telah diterapkannya sistem pengamanan secure socket layer 128 bit pada web banking, penggunaan e-secure, kartu authentification, pin, pendeteksi tanda tangan dan lain sebagainya.
Berdasarkan hal tersebut, perlu diadakannya penyuluhan, promosi atau seminar tentang teknologi perbankan tersebut. Selain itu, karena keterbatasan penulis, penelitian ini masih menggunakan cakupan sample yang sangat kecil sehingga perlu diadakan penelitian serupa dengan cakupan sample yang lebih luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar